JAMBI – Satu bulan jelang target Jalan Tol Bayung Lencir -Tempino (Baleno) rampung pada 31 Agustus, progres sudah mencapai 91,03 persen. Pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Jambi melalui Satker Pembangunan Jalan Bebas Hambatan (PJBH) optimis rampung sesuai target.
Hal ini disampaikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Jalan Tol Baleno seksi 3 Arief Budiarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Progres tol hingga saat ini sudah 91,03, dan terus digenjot dan kami optimisi sesuai target hingga akhir Agustus 2024 selesai,” ucapnya (30/7).
Ia menyatakan, saat ini masih terdapat lokasi jalan rigid yang dikerjakan tersisa sekitar 800 meter lagi. Sedangkan untuk lokasi lain bentuknya tinggal finishing. Bahkan ia mengatakan untuk mainroad (jalan utama) sebelum 17 Agustus bisa rampung. Adapun total panjang Baleno seksi 3 ini sepanjang 15,47 kilometer.
“Hanya untuk asesoris lainnya, seperti pohon-pohon ada pekerjaan rumah disana nantinya,” ucapnya.
Selanjutnya, untuk uji layak fungsi dilaksanakan setelah PHO (serah terima). Yakni pada diperkirakan pada bulan September 2024.
“(Detilnya,red) kami belum tahu karena itu harus bersurat, lantaran untuk uji layak fungsi merupakan kewenangan dari Kementerian PUPR pusat, Kementerian Perhunbungan dan juga Kakorlantas,” akunya.
Pantauan di lokasi jalan tol juga terdapat gerbang tol yang tengah dikerjakan. Secara umum jalan mulus dilalui, dan juga terdapat metode pekerjaan timbunan Geofoam yang sedang viral di Jambi akhir-akhir ini. Pada Selasa 60 orang yang berlatar akademisi, praktisi, PPK Dinas PUPR pemda serta mahasiswa dibawa mengunjungi langsung tol Baleno 3. Mereka melihat langsung material Geofoam yang relatif baru dan jarang digunakan di Indonesia untuk menangani tanah labil.
Untuk kunjungan Geofoam itu, kata Arief, merupakan saran dari Kepala BPJN Jambi. Dimana dilakukan semacam transfer ilmu kepada stakholder terkait itu. 60 orang peserta itu dibawa menggunakan Bus AKAP, mereka berasal dari pejabat lapangan BPJN Jambi, PPK lainnya,ada juga Dinas PUPR Provinsi, Universitas Batanghari, Universitas Jambi ada dari Himpunan Pengusaha Jalan Indonesia.
“Nanti bisa digunakan di jalan nasional provinsi. Ini baru pertama kegiatan “Sharing Session” karena ini teknologi baru dan juga di Indonesia masih jarang, apalagi di Jambi baru pertama kali , apa salahnya kita sharing knowledge,” ujarnya.